Salahsatu materi pidato Sukarno yang relevan hingga saat ini menyangkut kehidupan beragama sebagaimana termaktub dalam sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa. Belakangan ini masih terasa-terutama dalam perbincangan dan unggahan di media sosial-adanya "ketegangan" di antara umat beragama, bahkan antarumat penganut agama yang sama.
Toleransiberagama berarti pengakuan akan keterbatasan suatu agama sebagai institusi pencarian karena agama dalam wajah manusiawinya ini terkait erat dengan keterbatasan manusiawi dan keterbatasan ruang dan waktu. [2] Manusia itu pada dasarnya tidak ada yang sempurna, dimata Tuhan manusia itu semuanya sama, tidak ada yang hebat maupun yang lemah.
MHum (Direktur Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta); dan Samah Norquist (Mantan Penasehat Utama Kebebasan Beragama Internasional, USAID). Pengalaman Muhammadiyah: Literasi Keagamaan Lintas Budaya. Adalah Prof Syafiq A Mughni dalam pidato kuncinya bercerita tentang pengamanan Muhammadiyah.
3 Untuk meningkatkan sikap Toleransi antar umat beragama E. Waktu Pelaksanaan Lama waktu pelaksanaan kegiatan Bimbingan Belajar Ekstra Bidang Studi Bahasa Inggris direncanakan untuk semester ganjil Tahun Pelajaran 2021/2022 adalah dua belas bulan yaitu bulan Juli 2021 - Desember 2021. F. Manfaat Kegiatan 1.
. - Simak contoh pidato tentang menjaga kerukunan antar umat beragama di bawah ini dengan harapan bahwa seluruh masyarakat Indonesia dapat hidup dengan penuh kedamaian dan ketentraman. Menjaga kerukunan antar umat beragama sangatlah penting agar terhindar dari permusuhan dan juga saling curiga mencurigai. Antar umat beragama diharuskan saling menghormati dan saling menghargai terhadap agama dan ajaran yang dianut agar tercipta kehidupan yang rukun dan harmonis. Baca Juga SDN 1 Sidomulyo Jadi Tuan Rumah Babak Penyisihan Kompetisi Matematika Suprarasional KOMAS se-Indonesia ke-18 Berikut contoh pidato menjaga kerukunan antar umat beragama yang bisa anda sampaikan di dalam forum kegiatan atau acara lainnya. Assalamualaikum warohmatullahi Wabarokatuh. Selamat pagi/siang/malam untuk saudara sebangsa dan setanah air yang saya hormati dan cintai. Salam Sejahtera untuk kita semua. Om Swastiastu. Namo Buddhaya. Salam Kebajikan. Pertama-tama marilah kita panjatkan puja dan puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang maha pengasih tanpa pilih kasih dan maha penyayang tanpa pilih pandang. Karena atas kuasa dan kehendak-Nya kita semua dapat berkumpul di tempat yang penuh hikmah dan barokah ini. Tak lupa pula sholawat serta salam mudah-mudahan tercurah limpahkan kepada nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan kepada zaman yang terang benderang ini. Terkini
Jakarta - Kebersamaan dalam keragaman di Indonesia harus dijaga dari berbagai praktik pecah belah bangsa seperti politisasi agama. Bahkan, Intoleransi yang muncul akibat politisasi agama mampu menciptakan konflik horisontal antar masyarakat yang tidak berkesudahan. Bangsa Indonesia hendaknya perlu mewaspadai tindakan-tindakan intoleransi atau politik identitas yang mengatasnamakan agama melalui penguatan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila. Luhut Peringatkan Konten Kreator TikTok Tidak Berpolitik Identitas dan Buat Pertikaian Riset INFID Terbaru Soal Situasi Moderasi Beragama di Lembaga Publik Jokowi di Hari Lahir Pancasila Tolak Politisasi Identitas dan Agama, Sambut Pemilu dengan Kedewasaan "Politisasi agama inilah yang memporak-porandakan agama di dunia, betul-betul menjadi korosif dan menimbulkan konflik yang tidak berkesudahan," kata Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia Islah Bahrawi. Ia mengatakan hal tersebut dalam podcast yang mengupas tentang Bung Karno dan toleransi yang ditayangkan di Youtube BKN PDI Perjuangan bersama Host Panji Rahardian, Jumat 9/6/2023. Islah mengungkapkan politisasi agama dilakukan oleh kelompok-kelompok yang menjadikan agama menjadi kendaraan politik untuk mencapai kekuasaan. Politisasi agama sangat erat kaitannya dengan radikalisme, yang menyangkut perilaku intoleran. Pada umumnya, kekerasan yang dilakukan kelompok berbasis agama, memiliki tujuan-tujuan politik tertentu. "Orang yang menunggangi agama sebagai kendaraan untuk memperoleh kekuasaan, nantinya ketika Ia berkuasa, dapat melakukan kejahatan dengan membawa dalil-dalil agama sebagai pembenaran," kata Islah. Agama sejatinya hadir sebagai penguat hubungan antar manusia, meski berbeda iman. Masyarakat menjadikan agama sebagai jembatan penghubung kepada sang pencipta. Namun, tidak sedikit tokoh politik yang melakukan politisasi agama untuk memperoleh kekuasaan dan justru mendegradasikan tujuan suci dari esensi adanya agama. "Politisasi agama ini kan murah, mudah, instan, kalau sudah atas nama agama mudah orang ditipu, kejahatan atas nama agama akan selalu terlihat terhormat. Nah ini yang membuat banyak orang pada akhirnya menggunakan platform agama sebagai tunggangan politik," ungkap Islah. Ia juga menuturkan, dengan adanya politisasi agama bukan berarti agama harus dilarang dalam politik. Agama memiliki peran dalam politik sebagai upaya untuk mengawal produk politik yang diciptakan, tetapi bukan untuk digunakan sebagai kendaraan politik. Oleh karena itu, kita harus menjaga Pancasila dari gerakan ekstrimisme yang ingin menumbangkannya. "Hal-hal seperti ini tidak boleh kita beri ruang, agar aksi radikalisme yang sebenarnya ingin menumbangkan Pancasila dan ingin menguasai negara ini dapat kita tanggulangi secara komprehensif," ia menambahkan. * Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Teks Pidato Toleransi Antar Umat Beragama Assalamuallaikum Bapak-Ibu guru yang kami hormati, serta teman-teman yang saya cintai! Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat-Nya kepada kita. Sehingga kita dapat berkumpul bersama. Pada kesempatan ini, saya akan menyampaikan pidhato mengenai Toleransi Antar Umat Beragama. Manusia hidup di dunia ini tidak lepas dengan yang namanya Interaksi, atau hubungan timbal balik. Karena manusia adalah makhluk sosial. Makhluk yang tidak bisa hidup sendiri, apalagi dalam memenuhi kebutuhan, khususnya di lingkungan masyarakat. Antar manusia itu saling ketergantungan dalam segala bidang kehidupan. Namun dalam kehidupan itu pastilah ada perbedaan, karena Allah meciptakan manusia itu bersuku suku, berbangsa-bangsa, dan beraneka ras. Untuk meciptakan kehidupan damai dan terbebas dari konflik perbedaan maka diperlukan sikap saling menghargai dan menghormati antar sesama. Sikap saling menghargai ini sering kita artikan dengan toleransi, sedangkan dalam istilah arab adalah tasamuh. Toleransi itu adalah sebuah elemen penting dalam terciptanya suatu ikatan hubungan dalam kehidupan. Termasuk yang terpenting adalah toleransi dalam beragama. Agama adalah pegangan hidup seseorang, dan Kebebasan beragama adalah hak setiap manusia. Hak untuk menyembah Tuhan diberikan oleh Tuhan, dan tidak ada seorang pun yang boleh mencabutnya. Toleransi agama ini terdapat dalam beberapa firman Allah di Al-Quran, salah satunya adalah surat QS. Al-Baqarah256, Allah Swt berfirman “Tidak ada paksaan dalam beragama Islam. Sungguh telah jelas jalan yang benar dari jalan yang salah. Karena itu, barangsiapa yang ingkar kepada thagut tuhan selain Allah dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah maha mendengar, lagi maha mengetahui.” QS. Al Baqarah256 Kebebasan untuk memilih agama dalam ayat ini mengandung maksud, bahwa memeluk agama Islam tidak menghendaki adanya paksaan, melainkan melalui kesadaran dan keinginan pribadi yang bersangkutan. Bagi mereka yang berkenan, dipersilahkan, bagi yang tidak, adalah hak mereka sendiri untuk menolak dengan sepenuh hati. Untuk itu marilah mulai sekarang kita menanamkan sikap saling mengormati dan menghargai antar sesama. Sekianlah yang dapat saya sampaikan kali ini, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Apabila ada kekurangan dan tutur saya yang salah saya mohon maaf sebesar besarnya. Wabillahi toufik hidayah, wassalamuallaikum warhmatullahi wabarakatuh.
Assalamu’alaikum Warahmatullahhi terhormat Bapak M. Ilhamul Qolbi, dan Ibu Darwati, selaku pengujiujian praktek Bahasa Indonesia SMA Dharma Karya, serta teman-teman yang saya kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat danhidaya-Nya, kita dapat berkumpul ditempat ini dalam keadaan sehat wal' nama saya Cahya Jenita dari kelas 12 IPS 2. Saya biasa dipanggil denganCahya. Berdirinya saya disini untuk menyampaikan ceramah tentang toleransi agama yangberjudul Indonesia dan toleransi antar umat sekalian, sebelumnya kita adalah mahluk sosial yang tidak lepas akaninterasi dengan manusia yang satu dengan manusia yang lainnya. Ditegaskan bahwa, Kita initidak dapat hidup sendiri. Kita akan saling mengenal dan saling membutuhkan orang kita ini adalah ikan hiu dengan ikan ramora atau seekor lebah denganbunga. Dimana itu saling membantu, dengan membentuk simbiosis mutualisme untukbertahan hidup. Apalagi, kita ini? Yang hidup di negera merupakan negara yang majemuk yang terdiri dari berbagai suku, perbedaan agama, perbedaan ras, bahkan perbedaan etnik. Dan itulahtermasuk dari salah satu kuasa Tuhan, yang sengaja menciptakan kita dengan aneka ragambentuk dan rupanya. Maka dari itu, apakah indoneisa kita ini harus tergabung dalam suatusuku yang sama? Agama yang sama? Tentu tidak. Bagaimankah cara kita mengatasiperbedaan itu? Dengan cara bersatu dan menerapkan sikap sekalian,Toleransi merupakan salah satu sikap yang saling menghargai dan menghormati antarperbedaan. Sebagaimana antar umat yang beragama. Sebagai contoh, kita sebagai umatmuslim yang beragama mayoritas harus menghargai umat hindu yang umat lain yang beragama minoritas harus menghargai agama yang apa? Karena kita tidak mungkin memaksakan kehendak orang lain dalam perlu ditegaskan, memang kita ini tidak menyembah Tuhan yang sama, cara beribadahkita pun juga tidaklah sama. Namun kita memiliki tanggung jawab masing-masing dalammenjalankan perintah agama yang kita anut. Hadirin sekalian, dari hal tersebutlah. Pentingbagi kita untuk saling bertoleransi akan ajaran umat beragama.
pidato tentang toleransi umat beragama